7 METODE BUNUH DIRI YANG POPULER
7 METODE BUNUH DIRI YANG POPULER --Harakiri
merupakan metode bunuh diri khas jepang adalah cara bunuh diri
yang paling populer. Tapi hal ini tentu tidak berlaku di Indonesia.
Orang
Indonesia kan tidak ada yang bawa-bawa samurai. Kalau harakiri
merupakan bunuh diri populer di Jepang, kalau di Indonesia bunuh diri
populer adalah Harakanan ?
7 METODE BUNUH DIRI YANG POPULER
1. Bunuh diri dengan minum racun serangga (dalam hal ini yang paling populer tentu merek Baygon cair)
Entah
apa yang membuat baygon ini dipilih oleh para bunuh diri lovers.
Padahal di sana jelas-jelas tertulis obat serangga, tapi masih diminum
juga. Tapi kita tidak boleh berburuk sangka. Siapa tahu mereka adalah
orang orang yang kekurangan air bersih atau karena mereka tidak mampu
menebus obat di Rumah Sakit yang mahal untuk penyakitnya yang tidak
kunjung sembuh. Atau bisa jadi mereka tidak bisa membedakan
tulisan antara Baygon dengan Mizone yang warnanya hampir mirip.Sebab
kabarnya, angka buta huruf di Indonesia masih cukup tinggi. Hanya mereka
dan Tuhan yang tahu.
2. Lompat dari ketinggian (bisa dari lantai 13, puncak gedung, thower, atau tebing-tebing tinggi)
Lagi-lagi
saya kurang tahu, apa alasan mereka memilih tempat yang tinggi.
Apakah mereka sudah bosan hidup di bawah garis kemiskinan? Sehingga
sesekali ingin merasakan tempat yang tinggi, walau dengan taruhan
nyawa sekali pun. Kemungkinan lain, mereka tidak bisa menggapai
cita-citanya yang tinggi. Cita-cita yang tinggi harus di barengi
dengan pendidikan yang tinggi. Dan pendidikan yang tinggi harus
dibarengi dengan duit yang tinggi pula. Mau kemungkinan yang lebih
bodoh? Mereka terobsesi menjadi pahlawan super yang bisa terbang,
seperti superman atau p-man.
3. Gantung diri (di pohon jengkol atau tiang rumah yang terbuat dari kayu pohon jengkol)
Ada
dua kemungkinan di sini. Pertama, Hidupnya memang sudah terlalu
sering digantung. Digantung oleh janji-janji penguasa. Digantung oleh
ketidakpastian dan harapan-harapan kosong yang tidak pernah menjadi
nyata. Harapan untuk keluar dari garis kemiskinan. Harapan untuk
mendapat kehidupan yang layak. Harapan untuk mendapat pekerjaan yang
lebih baik. Dan sejuta harapan-harapan lain yang hanya akan tertinggal
menjadi harapan-harapan kosong baru untuk anak dan istrinya.
Kemungkinan kedua, Mereka sudah tidak punya tempat menggantungkan
diri. Satu-satunya tempat menggantungkan diri, yaitu perusahaan tempat
dia bekerja, telah mem-PHK-nya. Mereka bingung, akhirnya memutuskan
untuk menggantungkan hidup di pohon jengkol saja. Tragis..,
ironis..!!! Karena justru di situlah mereka kehilangan hidupnya.
”makanya, menggantungkan hidup itu sama Tuhan saja. Dijamin, ngga
bakalan di PHK”.
4. Memotong nadi dengan silet
Mungkin mereka ingin membuktikan bahwa silet itu benar-benar tajam. Bisa
juga karena penasaran apakah darah mereka berwarna biru atau merah?
Orang bilang darah biru lebih dihormati daripada golongan orang-ortang
berdarah merah.
5. Bunuh diri ala koboy
Entah
terinspirasi dari film koboy yang mana, yang jelas mereka,
koboy-koboy Indonesia juga bisa menembak kepalanya sendiri. Biasanya,
koboy-koboy Indonesia ini melakukan bunuh diri setelah main-mainin
pistolnya buat nakutin orang.
6. Bakar diri bersama-sama keluarga tercinta
Mungkin
saking tidak punya uang untuk membeli ikan bakar . Akhirnya mereka
memutuskan untuk bakar diri bersama. Hal ini bertujuan untuk menjaga
rasa kebersamaan antar anggota keluarga. Pasca kepergian ayah mereka.
Ah.., tidak tahukah mereka kalau minyak tanah sekarang harganya mahal..?
7. Tidur diatas rel kereta api
Jauh
sebelum limbad memperagakan magic dilindas dengan buldozer,
Metode/cara bunuh diri dengan digilas kereta api sudah lebih dulu
populer. Alasannya tentu karena lebih murah… tinggal tidur
terlentang.., jadi deh…
Posting Komentar